MEEPAGO.COM-Bupati Deiyai Melkianus Mote meminta perhatian serius Pemerintah Provinsi Papua Tengah untuk membuka akses jalan menuju dua distrik terluar, Kapiraya dan Bouwobado, yang hingga kini masih terisolasi dan hanya dapat dijangkau melalui jalur udara serta jalan kaki.
Permintaan itu disampaikan Mote saat menerima kunjungan kerja Gubernur Papua Tengah, Meki Frits Nawipa, di Deiyai, Jumat (7/11/2025). Dalam pertemuan tersebut, Mote mengungkapkan bahwa meski Deiyai merupakan salah satu kabupaten baru, daerahnya justru menerima alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) paling rendah dibanding kabupaten lain di provinsi itu.
“Untuk Distrik Bouwobado, kami dari kabupaten sudah membangun jalan sekitar sembilan kilometer. Masih tersisa 14 kilometer lagi yang belum tersambung. Sementara untuk Distrik Kapiraya, sepanjang 50 kilometer belum tersentuh pembangunan sama sekali,” ujar Mote.
Ia menegaskan, keterisolasian dua wilayah itu berdampak besar terhadap aktivitas masyarakat, distribusi logistik, hingga pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Karena itu, Mote berharap Gubernur Papua Tengah dapat mengalokasikan dukungan pembangunan infrastruktur jalan dan sarana penunjang lainnya di wilayah tersebut.
Selain akses jalan, Mote juga mengusulkan pembangunan jaringan air bersih melalui PDAM di Distrik Tigi. Ia menambahkan, beberapa sarana keagamaan juga masih membutuhkan bantuan pemerintah, termasuk penyelesaian pembangunan Gereja Katolik di Distrik Tigi Timur yang sudah berlangsung selama 14 tahun namun belum rampung.
“Di Distrik Tigi Barat juga diperlukan pembangunan gereja baru dan perbaikan ruas jalan provinsi dari Gakokebo sampai Puweta,” jelasnya.
Bupati Mote, yang juga menjabat Ketua Asosiasi Bupati se-Papua Tengah, turut menyinggung belum selesainya persoalan tapal batas antara Kabupaten Deiyai dan Mimika. Ia berharap Gubernur Nawipa dapat memfasilitasi penyelesaian bersama Kementerian Dalam Negeri agar kejelasan batas wilayah segera tercapai.
“Memang ini bukan kewenangan provinsi, tapi kami harap Bapak Gubernur bisa membantu memfasilitasi pertemuan dengan Kemendagri agar persoalan batas ini segera jelas,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Papua Tengah Meki Frits Nawipa menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti aspirasi Pemerintah Kabupaten Deiyai. Ia berjanji akan membantu penyelesaian pembangunan Gereja Katolik di Tigi Timur dalam dua tahun ke depan, serta membangun satu unit Sekolah Satu Atap (SSH) di Deiyai sebagai dukungan bagi pendidikan generasi muda Mee.
“Pemerintah provinsi akan terus berkoordinasi dengan kabupaten untuk memastikan pembangunan berjalan merata di seluruh wilayah Papua Tengah,” ujar Nawipa.(**)