MEEPAGO.COM-Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) melaksanakan penyuluhan kesehatan bertema “Kenali dan Cegah HIV/AIDS, Sifilis, dan IMS” di SMA YPPGI Nabire, Rabu (15/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah provinsi dalam menekan laju penyebaran HIV/AIDS serta meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap bahaya penyakit menular seksual.
Ketua KPA Papua Tengah, Freny Anouw, yang hadir dalam kegiatan itu bersama perwakilan Dinas Pendidikan, para guru, dan siswa SMA YPPGI, mengatakan bahwa edukasi sejak dini merupakan langkah penting dalam memutus mata rantai penularan HIV/AIDS di kalangan pelajar.
“Penyuluhan ini adalah bagian dari program kerja KPA. Bulan lalu kami telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Dinas Pendidikan untuk memperluas kegiatan serupa di sekolah dan ruang publik,” ujar Freny.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi wujud dukungan terhadap visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah untuk mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, dan mandiri menuju Papua Tengah Terang.
“Kami tidak pernah bosan mendukung program Gubernur. Pencegahan HIV/AIDS bukan hanya agenda tahunan, tetapi komitmen jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berdaya,” tegasnya.
Berdasarkan data KPA Papua Tengah, jumlah kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut meningkat dari 23.188 kasus menjadi 32.565 kasus, dengan Kabupaten Nabire menjadi daerah dengan kasus tertinggi, yakni 10.772 kasus.
“Angka ini memang naik, tapi di sisi lain menunjukkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan juga meningkat. Jangan kaget jika jumlah kasus terdata bertambah karena itu pertanda banyak yang sudah mau memeriksakan diri,” jelas Freny.
Kegiatan sosialisasi seperti ini, lanjutnya, telah dilakukan di delapan kabupaten dan melibatkan Dinas Pendidikan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta tokoh agama. Kabupaten Paniai dan Deiyai disebut sebagai daerah paling responsif karena telah memiliki kepengurusan KPA yang aktif.
KPA Provinsi juga mendorong enam kabupaten lainnya, termasuk Nabire, segera membentuk dan melantik pengurus KPA tingkat daerah. “Di Nabire ini, SK KPA kabupaten perlu direvisi karena baru mencantumkan tiga anggota. Idealnya ada empat divisi agar organisasi dapat berjalan efektif,” ujarnya.
Freny menegaskan pentingnya kolaborasi antara KPA, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas dalam mengatasi HIV/AIDS. “KPA ibarat pemain bola yang aktif di lapangan, sedangkan Dinas Kesehatan dan Puskesmas adalah penjaga gawang yang memastikan layanan pengobatan berjalan dengan baik,” tuturnya.
Kegiatan penyuluhan di SMA YPPGI Nabire berlangsung interaktif. Para siswa tampak antusias mengikuti materi dan sesi tanya jawab yang membahas cara penularan, pencegahan, serta pentingnya tes kesehatan.
Dengan sinergi lintas sektor dan meningkatnya kesadaran masyarakat, Pemerintah Provinsi Papua Tengah optimistis angka penularan HIV/AIDS dapat ditekan secara bertahap.(**)