Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa

Gubernur Papua Tengah Ajak Warga Bangkit: “Jangan Malas, Harus Kerja Keras dan Disiplin”

MEEPAGO.COM-Gubernur Papua Tengah, Meki Frit Nawipa, mengajak generasi muda dan masyarakat Papua untuk membangun daerahnya melalui kerja keras, kemandirian, dan disiplin. Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan Pelatihan dan Pengembangan SDM Orang Asli Papua (OAP) di Ballroom Kantor Gubernur, Jumat (13/6/2025).

Dalam pidatonya, Nawipa menekankan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademik, tetapi lebih pada konsistensi dan ketekunan dalam menjalani proses hidup. Ia mencontohkan pengalaman pribadinya yang sempat menempati peringkat bawah saat sekolah, namun kini dipercaya memimpin provinsi.

“Saya peringkat 34 dari 35 siswa di SMK 2, tapi hari ini saya bisa berdiri sebagai Gubernur. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha,” ujarnya.

Menurut Nawipa, menjadi pemimpin bukan semata-mata karena ambisi kekuasaan, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab untuk memajukan tanah Papua secara mandiri, tanpa terlalu bergantung pada pihak luar.

“Menjadi pemimpin bukan karena haus kekuasaan, tapi karena kita ingin memajukan daerah kita dengan cara kita sendiri,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya manajemen waktu dan kedisiplinan dalam membangun kultur birokrasi yang lebih baik. Sejak menjabat, ia menerapkan sistem kerja terukur, dengan kewajiban para ASN aktif bekerja mulai pukul 08.00 WIT.

“Papua Tengah harus punya manajemen yang teratur. Kita ubah pola pikir dan cara kerja,” kata Nawipa.

Gubernur juga mendorong masyarakat memanfaatkan potensi lokal untuk kemandirian ekonomi, seperti beternak ayam atau menanam sayuran di halaman rumah. Ia meyakini bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana.

“Jangan malas, semua harus menghasilkan. Kita bisa sukses mulai dari halaman rumah sendiri,” katanya.

Soal pendidikan, Nawipa menekankan bahwa masa emas manusia untuk meraih sukses berada pada rentang 13 tahun — dari bangku sekolah hingga awal karier. Ia mengajak pemuda Papua membangun kelompok usaha secara kolektif dan strategis.

“Gabungkan 13 tahun itu dengan 10 orang, dan kita punya waktu 130 tahun kekuatan. Bentuk kelompok, bagi peran: manajer, direktur, komisaris. Bangun bisnis bersama,” serunya.

Ia juga mengingatkan warga untuk tidak sembarangan menjual tanah adat karena berisiko kehilangan identitas dan tempat tinggal.

“Kalau kamu jual tanah di Nabire, nanti mau tinggal di mana? Jangan jadi budak di atas tanah sendiri,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Nawipa mengingatkan bahaya HIV/AIDS dan seks bebas yang menurutnya mengancam masa depan generasi muda Papua. Ia menyerukan pentingnya edukasi dan kesadaran untuk menjaga diri dan masa depan Papua.

“Kita akan habis kalau terus abai. Mari bangkit, jaga diri, dan bangun Papua dengan cara kita sendiri,” pungkasnya.(***)