MEEPAGO.COM-Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Tengah masih sangat bergantung pada sektor pertambangan, khususnya dari aktivitas PT Freeport Indonesia. Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, menyebutkan bahwa 73 persen kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah itu berasal dari sektor tambang.
“Jadi di Papua Tengah, 73 persen pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh sektor pertambangan,” ujar Gubernur usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi secara daring bersama para bupati dan ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Papua Tengah, Kamis (5/6/2025).
Gubernur Nawipa menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Papua Tengah yang mengalami minus 25 persen pada triwulan I tahun 2025. Menurutnya, pemerintah telah berkoordinasi dengan BPS, Bank Indonesia, dan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk memperoleh data terkini.
“Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan di Papua Tengah, pendapatan terbesar berasal dari pertambangan, yaitu 73 persen. Sisanya dari sektor pertanian dan lainnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, penurunan kinerja ekonomi terjadi seiring dengan tidak beroperasinya smelter milik Freeport akibat insiden kebakaran, serta pencabutan izin ekspor sejak November 2024. Hal ini berdampak signifikan terhadap pendapatan daerah.
“Freeport tidak bisa mengirimkan hasil tambangnya, sehingga pendapatan pun menurun. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir 2025. Namun kabar baiknya, sektor lain mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2,35 persen,” ungkap Gubernur Nawipa.
Ia juga menepis anggapan bahwa kinerja pemerintah provinsi bermasalah. Menurutnya, penurunan di sektor tambang bukan kesalahan pemerintah, dan data resmi dari BPS, Freeport, dan Bank Indonesia menunjukkan bahwa sektor lain justru mengalami perbaikan.
“Jadi kalau ada yang bertanya-tanya di pasar, itu orang yang tidak memahami data. Informasi resmi sudah jelas,” tegasnya.
Sebagai upaya diversifikasi ekonomi, Gubernur Nawipa berencana memanggil kepala dinas pertanian dan peternakan untuk mempercepat pembangunan sektor-sektor non-tambang.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Papua Tengah, Silwanus Sumule, mengakui bahwa belanja pemerintah daerah saat ini belum optimal karena masih dalam proses penyesuaian dengan visi dan misi gubernur dan wakil gubernur terpilih.
“Dalam satu hingga dua bulan ke depan, realisasi belanja akan meningkat drastis. Kami pastikan ke depan akan lebih maksimal,” kata Silwanus.(***)