Tujuh Eks Anggota TPNPB-OPM Kodap Sinak Ikrar Setia Kembali ke NKRI

MEEPAGO.COM-Satuan Tugas (Satgas) Yonif 142/Ksatria Jaya di bawah Komando Operasi Habema TNI berhasil memfasilitasi kembalinya tujuh orang mantan anggota Kelompok TPNPB-OPM Kodap XXVII/Sinak ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketujuh eks anggota kelompok bersenjata tersebut secara resmi mengucapkan Ikrar Setia NKRI dalam sebuah prosesi yang digelar di Kotis Sinak Satgas Yonif 142/Ksatria Jaya, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

Acara tersebut turut disaksikan aparat keamanan serta para tokoh masyarakat setempat.Diketahui, tujuh orang tersebut sebelumnya terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan, di antaranya pembakaran gedung SMA di Distrik Sinak serta penyanderaan pegawai Puskesmas Sinak Barat pada tahun 2024.

Dalam ikrar yang disampaikan, para eks anggota TPNPB-OPM menyatakan kesetiaan kepada NKRI, menolak segala bentuk gerakan separatis, serta berkomitmen untuk mendukung terciptanya keamanan, ketertiban, dan pembangunan di wilayah Papua, khususnya Distrik Sinak.

Salah satu perwakilan eks OPM, Wakola Tabuni, menegaskan bahwa keputusan kembali ke pangkuan NKRI diambil atas kesadaran pribadi tanpa paksaan. Ia menyampaikan bahwa konflik dan kekerasan tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat, melainkan hanya memperpanjang penderitaan dan menghambat kemajuan Papua.

Komandan Satgas Yonif 142/Ksatria Jaya, Letkol Inf Dicky Sakti Maulana, menyatakan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil dari pendekatan persuasif dan humanis yang terus dikedepankan TNI dalam pelaksanaan operasi di wilayah Papua.

“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya keputusan saudara-saudara kita yang hari ini menyatakan kembali setia kepada NKRI. Semoga ikrar ini menjadi awal perubahan dan dapat menjadi contoh bagi pihak lain yang masih bergabung dengan kelompok TPNPB-OPM untuk meninggalkan jalan kekerasan,” ujarnya.

Apresiasi serupa juga disampaikan tokoh masyarakat Distrik Sinak yang diwakili Tinus Talenggeng. Ia berharap ikrar setia tersebut dapat menjadi momentum bagi terciptanya situasi keamanan yang kondusif serta mendorong masyarakat Papua menjalankan aktivitas sehari-hari dengan aman, tanpa rasa takut dan trauma akibat gangguan keamanan.(rls)